Senin, 10 Oktober 2011

TGH. Muhammad Rais Sekarbela


Kapita Selekta PAI
PERAN TGH. MUHAMMAD RAIS DALAM MEMAJUKAN PENDIDIKAN ISLAM & PENCERAHAN SOSIAL


Disusun oleh
                Dina Marlina

BAB I
PENDAHULUAN
Desa Sekarbela dikenal akrab oleh khalayak sebagai daerah produksi kerajinan tangan perhiasan baik itu emas, perak, mutiara dalam berbagai bentuk seperti cincin, kalung, gelang, bros, liontin dan berbagai macam kerajinan perhiasan lainnya yang sangat menarik. Selain itu Sekarbela juga di kenal sebagai daerah yang telah banyak melahirkan para tuan guru (ulama).
Ada banyak orang alim yang pernah terlahir di tanah Sekarbela hingga kini, diantaranya TGH. Musthofa Kamal, TGH. Muhammad Ra’is, TGH. Mushtofa Bakrie-Banjar, TGH. Jalaluddin, TGH. Muhammad Fadhil (1914 - 1977),  TGH. Luqman, TGH. Syafi’i, TGH. Muktamad Ra’is, TGH. Maqsud Ra’is, TGH. Musthofa Zuhdi, dan lainnya. Kecenderungan masyarakat sasak pada umumnya di seluruh Lombok yang hanya memberikan gelar “tuan guru” bagi alim ulama yang telah menyempurnakan rukun Islam yang kelima, yaitu menunaikan ibadah haji. Sedangkan, orang alim yang di kenal memiliki ilmu agama Islam yang dalam tetapi belum menunaikan ibadah haji biasanya bergelar ustadz atau di Sekarbela juga lebih lazim bergelar guru.
Sebagaimana lazimnya diketahui, tuan guru merupkan sosok yang sangat dikagumi dan dihormati oleh masyarakat, karena keluasan dan kedalaman ilmu agama yang dimiliki. Disamping itu  tuan guru memiliki peran yang penting dalam mendorong terjadinya perubahan pemahaman keagaman pada masyarakat. Nilai-nilai pendidikan islam terus diturunkan kepada masyarakat melalui bentuk (lembaga) pendidikan yang sederhana seperti halaqah-halaqah kecil sebagimana dikenal dalam pendidikan islam tradisional, yang tidak berbentuk klasikal seperti perkembangan pendidikan islam sampai sekarang,
 Maka dalam makalah ini akan di bahas mengenai  perjalanan hidup Alm. TGH. Muhammad Ra’is yang memiliki peranan besar di ranah Sekarbela pada masa silam. Beliau adalah salah satu diantara orang alim yang tercatat dalam sejarah Sekarbela yang memilki karisma tinggi dan mumpuni dalam hal ilmu-ilmu agama, terutama sekali beliau dikenal sebagai ahli ilmu-ilmu alat seperti nahwu, sharaf, balaghah dan lainnya, disamping ilmu-ilmu keagamaan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

a.      Sejarah Hidup (Lahir - Meninggal)
Bila kita pandang wajah ulama besar ini, sepintas kita bisa menarik kesimpulan mengenai kepribadiannya, sorotan matanya yang tajam mengindikasikan sifatnya tegas, bakat ilmunya yang sangat cerdas, tutur bahasanya yang lugas dan kepribadiannya yang menampilkan kesan ikhlas. Itulah TGH. Muhammad Ra`is, ulama besar Sekarbela yang menjadi intan permata bagi masyarakat Sekarbela yang terus bersinar hingga sekarang.

TGH. Muhammad Ra’is di lahirkan di Sekarbela tahun 1855 M, bertepatan dengan tahun 1275 H (yakni 156 tahun yang  lalu). Nama aselinya adalah Muhammad Ra`is. Masyarakat Sekarbela lebih akrab menyebutnya TGH. Rais. Di luar daerah Sekarbela, ia pun sering disebut Datuk Sekarbela atau Datuk Ra`is. Ayah beliau bernama H. Toha sedangkan Ibunya bernama Ruga’iyyah. Ra`is kecil lahir dari keluarga yang sederhana. Keta`atan dan ke`aliman ayahnya mengalirkan ketertarikan padanya mendalami pelajaran agama Islam. Pola pendidikan yang telah diterapkan oleh ayahnya yang islami membentuk karakternya yang cukup tegas.
TGH. Muhammad Ra’is menikah sebanyak dua kali. beliau menetap di Pesinggahan kecamatan Mataram. Di Pesinggahan beliau menikah dengan misannya bernama Kibtiyyah. Dan hasil dari pernikahan ini beliau dikaruniai putra dan putri yakni Jamil, Sa’dah dan Subki tetapi semuaya meninggal di usia remaja.
Dari Pesinggahan TGH. Ra’is kemudian pindah ke Sekarbela dan menikah dengan Miwasih. Dari pernikahan ini beliau mendapatkan 6 orang putra-putri
1.      Alm. Ibu Hj. Radmah (istri dari TGH. Jalaludin). Putra beliau yang menjadi penerus adalah TGH. Faqih Farhan.
2.      Alm. Mufti (meninggal di usia remaja).
3.      Ibu Hj. Wasi’ah (istri dari TGH. Abdurrahman Banjar). Diantara putra-putri beliau yang menjadi penerus adalah Ustad H. Tahmid, Dra.Hj.Nurul Yaqin, M.Pd (Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Matarm), dan Dra.Hj.Warti’ah, M.Pd (anggota DPRD Propinsi NTB).
4.      Alm. TGH. Muktamad Ra’is yang meneruskan perjuangan TGH Ra’is. Beliau adalah Mudir ‘Am Pondok Pesantren Al-Raisiyah Sekarbela yang meninggal pada tanggal 20 oktober 2004. Diantara putra beliau yang menjadi penerus adalah TGH. Mashun dan Hj. Husnah Busaini, SPd.
5.      Ibu Hj. Fauziah (istri dari TGH. Idhar Karang Anyar) diantara putra beliau yang menjadi penerus adalah TGH. Tanwir dan Drs. H. Wildan (staf ahli Gubernur bidang Pendidikan propinsi NTB).
6.      Alm. TGH. Drs. Maqsud Ra’is (Dosen IAIN Sunan Ampel Mataram, meninggal pada tanggal 22 Agustus 1997). Putra beliau yang menjadi penerus adalah TGH. Mujiburrahman (anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah kota Mataram).
Waliyulloh yang dijuluki “bahrul `ulum” ini mangkat pada hari senin tanggal 8 Januari 1967 bertepatan dengan tanggal 8 syawwal 1387 H. dengan demikian usia beliau sewaktu meninggal dunia kira-kira 112 tahun. Menurut penuturan narasumber yang pernah bertemu langsung dengan Maulana Syech TGH. Zainuddin Abdul Majid, diceritakan oleh Maulana Syech bahwa semasa hidup dua ulama besar Lombok itu pernah saling berniat satu sama lain bahwa siapapun yang terlebih dahulu dipanggil oleh Yang Maha Kuasa maka ia harus membaca talqin untuknya. Maka dari itu,  ketika waliyulloh dari Sekarbela ini mangkat, TGH. Zainuddin Abdul Majid (Pancor) memberikan penghormatan terakhirnya dengan membacakan talqien dan ayat-ayat Al-Qur`an.
Salah satu bentuk penghormatan masyarakat Sekarbela, namanya diabadikan sebagai nama masjid kebanggaan Sekarbela, Al-Raisiyah. Selain itu, hari mangkatnya selalu diperingati setiap tahun oleh masyarakat Sekarbela. Setelah meninggalnya seorang nuhat dari Sekarbela ini, warisan ilmu agama Islam yang telah ditinggalkannya diteruskan oleh murid-muridnya hingga kini. Meskipun telah berpulang, namun pengaruh dan jasa-jasanya tak kan pernah hilang.
Namanya selalu menghiasi berbagai karya tulis sejarah sasak yang berkaitan dengan pengembangan Islam. Sosoknya selalu disandingkan dengan beberapa ulama terkemuka dari Lombok dari ulama pendahulu dan penerusnya seperti TGH. Musthofa, TGH. Umar Kelayu, TGH. Zainuddin Abdul Majid dari Pancor, yang merupkan sahabat beliau. Sahabat-sahabat beliau yang lain adalah TGH. Saleh Hambali (Bengkel), TGH. Muchtar, TGH. Ibrahim, TGH. Hafiz dan tua guru-tuan gguru lainnya.  Ia tercatat sebagai salah satu `alim ulama yang dimiliki oleh masyarakat sasak.
b.      Perjalanan Menuntut Ilmu
Perjalanan TGH. Ra`is menuntut ilmu agama telah menempuh jalan yang tidak mudah. Ia telah menuntut ilmu agama hingga di negeri para nabi, Makkah Al-Mukarromah. Pada waktu itu beliau berusia 42 tahun. Dalam usia yang sudah tidak muda ini beliau justru memiliki semangat yang kokoh dan tegar untuk tetap memanfaatkan umur beliau guna menuntut ilmu-ilmu agama. Pengembaraan intelektualnya di negeri para rasul itu berlangsung selama jangka waktu 7 tahun.

Dari 7 tahun masa bermukimnya di Makkah, 4 tahun pertama beliau pergunakan untuk mempelajari serta menguasai ilmu-ilmu bahasa Arab seperti nahwu, syaraf, balagah, arudh wal qowaafi dan mantiq. Hampir ke seluruh desa pelosok di tanah suci ia telusuri demi memperoleh perbendaharaan bahasa yang bagus. Hal ini dikarenakan beliau menyadari bahwa tanpa ilmu-ilmu tersebut yang juga dikenal dengan ilmu alat, maka akan sulitlah bagi seseorang untuk menggali ilmu-ilmu islam seperti tafsir, hadits, fiqih, tauhid, tarikh dan lain sebagainya, karena pada masa beliau ilmu-ilmu tersebut masih tertulis dalam bahasa Arab.
Oleh karena itulah maka selama 3 tahun terakhir beliau tidaklah mengalami kesulitan berarti dalam menghadapi kitab-kitab Arab besar dan mu’tabar, karena alat untuk membaca, mempelajari dan mengkajinya sudah beliau kuasai.
Selama di Makkah beliau berguru kepada TGH. Umar Kelayu Lombok Timur bersama beberapa murid yang lain, diantaranya adalah putra dari TGH. Umar sendiri yang bernama TGH. Badar. beliau pun berguru kepada ulama-ulama besar yang lain, diantarnya adalah Syekh Syu’aib Magriby.
Sebagai hasil dari usaha beliau selama 7 tahun menuntut ilmu di Makkah, berguru kepada TGH. Umar Kelayu dan ulama besar lainnya seperti Syekh Syu’aib Magriby, beliaupun diakui memiliki keahlian dalam banyak bidang ilmu, terutama sekali yang berkaitan dengan ilmu alat seperti nahwu, sharaf, balaghah dan beberapa cabang ilmu alat lainnya.

c.       Peran di Bidang Pendidikan Agama Islam dan Sosial
TGH. Ra’is menaruh perhatian yang besar terhadap pemantapan pengetahuan masyarakat terhadap ajaran agama islam, oleh karena itu ketika beliau menetap di Pesinggahan, beliau membuka majlis pengajia. Di  Sekarbela TGH. Ra’is lebih giat lagi melanjutkan dan mengembangkan pengajian-pengajian agama. Tempat beliau biasa mengajar dikenal dengan sebutan Bale Tajuk yag sekarang ini sudah direnovasi.
Murid-murid beliau disamping dari Sekarbela juga datang dari luar Sekarbela, dan kebanyakan murid-murid beliau berhasil menjadi tokoh agama atau tuan guru- tuan guru yang dihormati dan disegani masyarakat.
Diantara murid-murid beliau yang berasal dari Sekarbela yaitu:
1.         TGH. Abdurrahman
2.         TGH. Thayyib
3.         TGH. Tahir
4.         TGH. Fadhil
5.         TGH. Jabbar
6.         TGH. Syafi’i
7.         TGH. Moh. Toha
8.         TGH. Mustafa Bakri Banjar

9.             TGH. Jalaludin
10.         TGH. Syafi’i bin Abdurrahman
11.         TGH. Marzuki
12.         Ust. Abdul Mukti
13.         TGH. Fauzi Abdurrahman
14.         TGH. Husni Pesinggahan
15.         TGH. Mustafa Zuhdi
16.         Dan lain-lain.


Sedangkan murid-murid beliau yang dari luar Sekarbela tetapi menetap di Sekarbela selama mengaji diantaranya adalah:
1.      TGH. Umar (Kapek)
2.      TGH. Mu’in (Kapek)
3.      TGH. Najmuddin / Tuan Guru Ocek (Peraya)
4.      TGH. Ibrahim (Lombok-Praya)
5.      TGH. Muksin (Seganteng)
6.      TGH. Saleh (Mamben)
7.      TGH. Mustajab (Pagutan)
8.      TGH. Arsyad (Pancor Dao).




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
TGH. Muhammad Ra`is adalah ulama besar Sekarbela yang menjadi intan permata bagi masyarakat Sekarbela yang terus bersinar hingga sekarang. TGH. Ra`is menikah sebanyak dua kali. Istri pertamanya bernama Kibtiyyah (Pesinggahan) dan Miwasih (Sekarbela).
Perjalanan TGH. Ra`is menuntut ilmu agama telah menempuh jalan yang tidak mudah. Ia telah menuntut ilmu agama hingga di negeri para nabi, Makkah Al-Mukarromah. Awal perjalanan mulianya di fokuskan untuk memperdalam ilmu kebahasaan (nahwu). Hampir ke seluruh desa pelosok di tanah suci ia telusuri demi memperoleh perbendaharan bahasa yang bagus. Pengembaraan intelektualnya di negeri para rasul itu berlangsung selama jangka waktu 7 tahun. Demi menuntut ilmu, ia pun harus rela berjauhan dan memendam rindu dari seluruh keluarganya.
Salah satu bentuk penghormatan masyarakat Sekarbela, namanya diabadikan sebagai nama masjid kebanggaan Sekarbela, Al-Raisiyah. Selain itu, hari mangkatnya selalu diperingati setiap tahun oleh masyarakat Sekarbela. Setelah meninggalnya seorang nuhat dari Sekarbela ini, warisan ilmu agama Islam yang telah ditinggalkannya diteruskan oleh murid-muridnya hingga kini. Meskipun telah berpulang, namun pengaruh dan jasa-jasanya tak kan pernah hilang.

Sumber :
1.      Iskandar S.Pd, “Mengenal Sekarbela Lebih Dekat”, Yogyakarta: Mahkota Kata,2011.
2.      Tulisan singkat yang didapat dari Perpustakaan Pondok Pesantren Al-Raisiyah yang berjudul “Riwayat TGH. Muhammad Rais Sekarbela”.

Rabu, 05 Oktober 2011

TASAWUF DAN PSIKOLOGI MODERN

Makalah Perbandingan Mazhab

TASAWUF DAN PSIKOLOGI MODERN

PENDAHULUAN

Istilah “sufi” atau “tasawuf” sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah tentu sangat dikenal di kalangan kita, bukan saja pada kalangan masyarakat akademik tetapi juga masyarakat awam. Istilah ini sangat diagungkan dan selalu diidentikkan dengan kewalian, kezuhudan dan kesucian jiwa.

Pada masa-masa awal perkembangan tasawuf dan berdirinya berbagai macam tarekat membuat dunia islam semakin beragam sehingga perkembangannya sangat pesat dan dipelajari oleh semua kalangan umat islam yang berbondong-bondong menuju ilmu tasawuf . dilain pihak, perkembangan ilmu tasawuf secara besar-besaran berakibat negatif terhadap kemajuan islam sendiri. Ilmu pengetahuan mengalami kemandegan, tidak ada lagi yang mementingkan kehidupan dunia sementara umat telah terlena oleh ajaran-ajaran tasawuf , maka tidak mengherankan banyak pemikir islam yang menyebutkan kemunduran islam disebabkan oleh ilmu tasawuf.

Sedangkan pengertian modern yang dimaksud adalah seseorang yang harus pada masa dan zamannya dari segi pemikiran,sikap,nilai-nilai,perilaku dan pandangan hidup dan harus ikut berkecimpung dan menerjunkan diri dalam aktivitas masyarakat. Bergerak,melangkah dan berpikir seperti mereka.Ia tidak boleh hidup didalam keterasingan dengan kenangan,pemikiran,gambaran,adat kebiasaan,nilai-nilai ,syiar-syiar,keyakinan dan kepercayaan dimasa lampau yang boleh jadi sesuai untuk suatu ketika dimasa dahulu dan sudah tidak sesuai dimasa kini.

Jadi, intisari pengertian masyarakat modern adalah masyarakat yang menjalani sesuai dengan tuntutan manusia yang hidup dimasa kini,bukan dengan manusia yang sudah lama meninggal dunia.Hidup sesuai dengan situasi dan kndisi semasa ,bukan dengan kenangan dimasa silam.

Setelah umat menyadari kemunduran islam yang salah satunya disebabkan oleh ajaran-ajaran tasawuf yang lebih mementingkan akhirat maka umatpun kembali mengejar dunia dan akhirnya lupa juga terhadap akhirat yang dalam hal ini tasawuf mengalami mati suri dan berakibat gersangnya spiritual dalam diri manusia modern.

Pada masa modern sekarang ini, gejala tasawuf ternyata kembali lagi, bahkan cenderung meningkat. Ada beberapa sebab yang ikut berperan serta dalam menghidupkan kembali tasawuf yang telah beberapa abad mengalami mati suri.

Tasawuf (Irfan) merupakan satu hal yang memiliki urgensi di tengah-tengah masyarakat modern. Tasawuf pada kenyataannya juga dapat menjadi ‘solusi’ bagi kegersangan hidup di dunia modern, sebagian masyarakat modern berpendapat bahwa hal yang dapat menentramkan jiwa setiap individu adalah spiritualitas, ketika beragam masalah kehidupan dari berbagai bidang muncul, tasawuf mampu menjadi primadona sebagai jalan keluar pada saat yang sama, karena tasawuf memiliki penawaran yang menarik bagi sebagian peminatnya.

Tasawuf mampu menghadirkan suasana yang damai dan nyaman bagi kebanyakan orang, di kala materi dan kekuasaan tidak dapat lagi berdiri kokoh dan menjulang untuk memuaskan hasrat keduniawian, tasawuf mampu menggantikan kehausan batin kaum manusia. Dan hal inilah yang coba kami urai menjadi sebuah pengetahuan sederhana. Semoga bermanfaat bagi para pembacanya.

PEMBAHASAN

A. Sejarah Masyarakat Modern

Masyarakat moderen dewasa ini tumbuh dari pengembangan kebudayaan yunani purba. Kebudayaan yunani memang punya dasar pikiran yang rasional dan Eropa menjadi canggih dan melahirkan kebudayaan barat yang modern. Kebudayaan Yunani purba yang puncaknya ajaran filsapat rasional menyebar ketimur tengah lantaran pengembangan dan penaklukan raja Alexander yang agung. Pasukan Yunani ini mendarat di Mesir dan mendirikan kota pelabuhan Alexandria, kemudian terus ketimur hingga persia. Tujuan penaklukan Alexander adalah untuk meluaskan pengaruh budaya yunani yang berwatak dinamis itu dan memadukannya dengan kebudayaan timur(Persia, Mesopotamia, Mesir, Syria).

Agama kristen yang kemudian datang dan menyebar ke Eropa akhirnya memandang filsapat yunani sebagai ajaran orang kafir, maka para filusup akhirnya dikejar-kejar dan diusir dari bumi eropa dan yunani khususnya. Mereka melarikan diri ke timur tengah dan mempertahankan ajaran mereka di kantong-kantong negri Mesir, Syria, Mesopotamia, Persia dan sebagainya.

Kebudayaan Yunani purba memang sangat unik karena dari sinilah muncul pemikiran filsapat yang rasional dan ilmiyah. Maka wajar apabila kebudayaan Yunani purba ini dipandang sebagai cikal bakal atau jadi tempat awal tumbuhnya budaya progresif yang berakar pada tipe pemikiran yang rasional dan ilmiyah. Maka dalam perkembangan filsafat dan kebudayaan, masa Yunani purba ini umumnya dinamakan zaman klasik yang menjadi embrio dari masyarakat moderen dewasa ini.

Masyarakat dan budaya modern yang berkembang dari masyarakat barat itu bertumpu pada dominasi ilmu pengetahuan dan teknologi, yang keduanya berinduk pada filsafat.

Untuk mencapai masyarakat yang modern kita wajib memahami keadaan zaman yang sedang kita tempuh saat ini secara terperinci,benar dan mendalam . Karna kalau kita tidak mengerti dan tidak mengenal wajah zaman sekarang dengan mendalam maka akan mengakibatkan terjadinya perkara yang sangat buruk ,seperti seorang dokter yang memberikan obat kepada pasiennya namun dia tidak melakukan pemeriksaan dan diaknosis dengan benar pada pasiennya terlebih dahulu,bias jadi obat tersebut menambah buruk keadaan pasien atau juga menyebabkan kematian pasien.

Seorang mukmin yang kuat dituntut untuk hidup sesuai dengan keperluan zaman dan senantiasa mempersiapkan diri dengan bekal yang cukup untuk menyambut masa depan. Hal ini dimaksudkan supaya kehidupan seorang mukmin senantiasa sempurna dan meningkat baik pada masa ini ataupun masa yang akan datang. Dengan kata lain ,seorang mukmin wajib memahami dan mengenali keadaan dan kondisi yang sedang berkembang sehingga dia mampu menyambut dan mengisi kekosongan yang ada.

Mengenal ,mengerti ,dan memahami perkembangan zaman adalah merupakan tuntutan yang dimestikan dan kadangkala menjadi kewajiban,jika hal itu merupakan sesuatu cara untuk melakukan kebajikan-kebajikan yang telah ditetapka agama, sesuai dengan pengertian kaidah usul fiqh yang termasyhur yaitu apabila suatu kewajiban yang telah ditetapkan agama tidak dapat dilaksanakan melainkan dengan suatu perkara lain maka perkara tersebut hukumnya wajib.

Sebagai salah satu contoh ,seorang pendidik,dan faqih tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dan sampai kepada tujuan yang di maksudkan dengan sempurna jika tidak mengenali,memahami dan mengerti kondisi zamannya sehingga dapat berkomunikasi dengan umat mengikuti bahasa zamannya. Firman Allah SWT.yang artinya Kami tidak mengutus seorang Rasulpun melainkan dengan bahasa kaumnya,supaya ia dapat memberikan penjelasan dengan terang kepada mereka (QS:Ibrahim :4)

Dari ayat tersebut diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa jika seorang rasul yang diutus membawa ajaran Allah kepada manusia diwajibkan untuk menyampaikannya mengikuti yang dimengerti kaumnya ,demikian juga para pendidik ,pendakwah,dan pembimbing umat wajib menyampaikan ajaran agama Allah dengan bahasa yang dimengerti oleh pendengarnya.Jika tidak maka umat tidak boleh dipersalahkan karna tidak mengindahkan ajaran dan seruan mereka itu.

Pada zaman moderen sekarang ini kita mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari masa-masa yang terdahulu. Abad ini adalah abad sains dan teknologi; kebebasan, hak-hak manusia sejagad dan rasa kemerdekaan bangsa-bangsa di dunia. Pada zaman ini kebendaan duniawi dan manfaat karir menguasai hidup manusia. Orang-orang yang hidup di zaman modern cendrung mengikuti ajakan dan dorongan hawa nafsu. Pencemaran berlaku disetiap sudut kehidupan manusia. Goncangan jiwa, tekanan batin dan perpecahan melanda hampir seluruh manusia. (Qardhawi, 1996: 109 )

B. Krisis spiritual masyarakat modern

Di era modern ini, beragam macam krisis menimpa dan menjadi bagian dalam kehidupan manusia, mulai dari krisis sosial, agama, struktural, kultur, politik bahkan sampai pada krisis spiritual, yang pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa semuanya bermuara pada persoalan makna kehidupan bagi manusia. Dalam hal modernitas, yang di dalamnya terdapat kemajuan teknologi dan perkembangan industralisasi mengakibatkan manusia kehilangan orientasi, visi dan misi dalam hidupnya sendiri. Ketika kekayaan materi yang melimpah daan kian menumpuk, namun pada saat yang sama jiwa memiliki ruang kosong dan hampa. Yang menjadi prioritas bukan lagi ketenangan batin namun pemuasan hasrat pemenuhan materi-materi duniawi, seperti bekerja siang malam, tanpa mengenal waktu demi menggapai materi, mengeruk keuntungan-keuntungan duniawi yang tidak berujung

Penolakan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu fenomena yang menonjol di masa sekarang, yang oleh sebagian ahli di sebut sebagai msa pasca-modernisme. Masa ini ditandai oleh kerisis yang mendalam pada berbagai aspek kehidupan. Orang-orang, terutama di wilayah urban dan sub urban, merasakan bahwa kehidupan di sekitar mereka semakin keras, sulit dan penuh dengan kriminalitas. Urbanisasi besar-besaran membuat kehidupan diwilayah-wilayah ini seolah-olah telah terlepas dari kontrol. Pada saat yang sama masyarakat telah diberondongdan ditaklukkan oleh media masa., dunia menjadi kampung global (global village)

Semula banyak orang terpukau dengan modernisasi, mereka menyangka bahwa dengan modernisasi itu serta merta akan membawa kesejahteraan. Mereka lupa bahwa dibalik modernisasi yang serba gemerlap memukau itu ada gejalayang dinamakan the agonymodernation, yaitu azab sengsara karena modernisasi. Gejalanya dapat kita saksikan seperti meningkatnya angka-angka kriminalitas yang disertai dengan tindak kekerasan, perkosaan, judi, penyalah gunaan obat terlarang, kenakalan remaja, prostitusi, bunuh diri, gangguan jiwa dan lain sebagainya.

Dikemukakan oleh para ahli bahwa gejala psikososial diatas disebabkan karena semakin modern suatu masyarakat semakin bertambah intensitas dan eksistensitas dari berbagai disorganisasi dan disintegrasi sosial dimasyarakat itu

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai tulang punggung modernisasi dan industrialisasi, taanpa sadar telah terjadi penyalah gunaan sehingga mengakibatkan dampak negatif berupa kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup yang dimaksud disini tidak semata-mata lingkungan hidup dalam arti fisik yaitu polusi dan kerusakan alam lainnya, tetapi lingkungan dalam arti tata-nilai kehidupan.

Dalam era modernisasi dewasa ini teknologi dibidang informasi juga maju dengan cepatnya sehingga tidak ada lagi batas ruang dan waktu antar negara satu dengan yang lainnya. Demikian pula teknologi dalam bidang transformasi maju dengan semakin canggih, dengan mobilitas manusia dari suatu tempat ketempat lainnya, dari negara satu kenegara lainnya semakin cepat.

Pengalaman-pengalaman dinegara-negara maju telah membuktikan bahwa banyak warga masyarakatnya yang telah kehilangan identitas diri, mereka jadi bingung karena proses modrnisasi yang mereka jalankan telah menimbulkan ketidak pastian pundamental dibidang hukum, moral, norma, etike, dan nilai tata kehidupan.

Karena itu, jurgen habermas, filosop dan ahli filsapat sosial dari jerman, mengamati bahwa ekspansi dan globalisasi kapitalisme yang merupakan ujung tombak modernisasi barat saat ini, tidak hanya mendorong kehidupan ini materalistik dan hedonistik, tetapi juga mengakibatkan terjadinya intrusi masif. Kontrol-kontrol administrasif rasional kedalam banyak sektor kehidupan, akibatnya rasa terancam dan kecemasan muncul dikalangan masyarakat. Kegiatan yang selama ini dilakukan secara spontan dan lebih diatur adat kebiasaan, kini harus tunduk dibawah pengturan-pengaturan yang terinci dan kompleks.

Demikianlah modernisme dipandang gagal memberikn kehidupan yang lebih bermakna kepada manusia, karena itu tidak heran jika kemudian orang kembali kepada agama (baca:Tasawuf) yang memang berfungsi antara lain untuk memberikan makna dan tujuan hidup. Modernisme dan modernisasi ternyata telah gagal menyingkirkan agama dari kehidupan masyarakat. Dalam kaitannya denagan modernisasi, yang terjadi hanyalah munculnya tantangan-tantangan baru terhadap agama, tetapi sama sekali tidak melumpuhkannya.

C. Kebangkitan tasawuf

Sayyid husein nashr dalam survey belum lama ini menyimpulkan, dalam beberapa dekade terakhir sufisme alami kebangkitan di dunia muslim seperti Syria, Iran, Turki, Pakistan sampai Asia tenggara. Terdapat peningkatan signipikan dalam minat terhadap sufisme terutama dikalangan pendidik. Menurutnya, sebagian kebangkitan itu berkaitan dengan meningkatnya kegiatan-kegiatan tarekat-tarekat sufi, semacam tarekat Syadzaliyah sebagai mana yang pernah diteliti oleh Radjasa Mu’tasim dan Munirr Mulkhan di kudus, adalah tarekat yang sangat aktif. Lebih dari itu, juga usaha-usaha serius untuk menggali kembali pemikiran tokoh-tokoh besar sufi khususnya Ibnu arabi dan mengaktualkannya guna menjawab tanntngan-tantangan kemanusiaan dan kerohaniaan dimasa modern.

Di indonesia sendiri dalam beberapa tahun terakhir, gejala munculnya tasawuf kepanggung kehidupan keagamaan juga terlihat lebih jelas. Meskipun penelitian ilmiyah tentang hal ini belum pernah dilakukan, tetapi media masa sering melaporkan misalnya literatur-literatur tasawuf sebagaimana dilaporkan oleh Azumardi azra termasuk diantara buku-buku terlaris di pasaran. Kursus-kursus tasawuf yang diselenggarakan lembaga semacam LSAF (Lembaga Studi Agama dan filsapat) dan paramadina menarik minat cukup tinggi, terutama bagi kaum kota terdidik secara modern. Kehidupan para sufistik inipun merambah kedunia penyairan, terdapat seniman atau penyair, yang akhir-akhir ini secara tidak malu-malu turut memproklamirkan diri sebagai “penyair sufistik”. sebut cak Nun (sebutan yang populer untuk Emha Ainun Najib) dan gus Mus(sebutan yang sering kita dengan bagi Mustapa Bisyri).

Kebangkitan tasawuf umumnya dan tarekat khususnya di masa belakangan ini, telah menimbulkan banyak pertanyaan khususnya di kalangan pengkaji sosiologi agama dan modernisasi. Mengapa dalam situasi dimana kemajuan ilmu dan teknologi yang kian marak, justru semakn banyak orang tertarik pada tasawuf, seperti munculnya gerakan mujahadah di berbagai tempat? Apakah ini hanya sekedar gejala ekapisme dalam dunia modern? Kesimpulan singkat yang di berikan oleh Naisbitt dan Aburdene dalam mengatrends 2000 agaknya menarik untuk di catat. Menurut mereka, ilmu pengetahuan dan teknologi yang melaju cepat di era modern sekarang ini tidak memberikan makna tentang kehidupan.

D. Masa depan Tasawuf (neo sufisme)

Agama islam sebagai agama pertengahan dari dua agama samawi, Yahudi lebih menekankan kepada asfek legalistik yang berorientasi kepada kemasyarakatan dan nasrani lebih menekankan pada aspek spiritualistik seperti pengalaman rohani sehingga membuat agama itu terkesan lembut (kasih) maka islam diantara keduanya. Dan orang-orang muslim dituntut memadukan kedua unsur tersebut. Ia harus merasakan ketentuan hukum itu sebagai sesuatu yang menjadi komitmen spiritualnya (Nurcholish, 1992:260). Dengan penggabungan dunia akhirat yang tidak hanya mementingkan dunia tetapi juga sisi ketenangan bathin sehingga bisa dipastikan kalau manusia moderen akan menjadikan Tasawuf moderen(neo sufisme) sebagai alternatip utama. Dan menurut fazlurrahman ahlul hadislah yang berperan penting dalam kristalisasi kebangkitan neo-sufisme (Amin sukur,2001:39).

Neo sufisme lebih menekankan perlunya pelibatan diri dalam masyarakat secara lebih kuat dari pada sufisme lama. Beberapa perubahan yang dilakukan para tokoh neosufisme terhadap tasawuf klasik diantaranya mengenai pemaknaan ulang tentang arti kata zuhud yang diartikan meninggalkan hal-hal yang haram menuntut seseorang untuk mencari penghasilan secara tulus lewat kerja keras, meninggalkan suap (yang menurut Rasullullah menimbulkan laknat Allah kepada si penerima dan si pemberi), menghindari hal-hal yang merugikan orang lain, dan menciptakan pekerjaan yang mempunyai nilai sosial yang tinggi. Zuhud akan melahirkan sikap menahan diri dan memanfaatkan harta untuk hal-hal yang produktif. Pembaharuan asfek ontologis bertalian dengan hakikat tasawuf (Jujun S. Soria soemantri, 1986:141).

Betulkah berbagai sifat yang tercermin dalam zuhud mampu membebaskan orang dari problema kehidupan? Beberapa penelitian ilmiah, tampaknya mengiyakan pertanyaan ini. R. Pieris dalam Studies in the Sosiologi of Defelopment, misalnya menyebutkan bahwa di India Orang Sikh berhasil merebut posisi ekonomis yang menguntungkan, karena ajaran Sikh menggabungkan kerja keras dan kesederhanaan. Di Jawa misalnya, menurut hasil penelitian Geetz menyebutkan bahwa kelompok santri relatif lebih kaya daripada kelompok abangan. Hal ini di sebabkan oleh sikap kelompok santri yang gemi : berpakaian sederhana, menghindari upacara mewah , dan bekerja keras.

E. Psikologi Agama dan masyarakat modern

Psikologi masyarakat modern semakin lama semakin berbeda, masyarakat modern lebih mementingkan kebahagiaan secara umum. Masyarakat modern menganggap dengan mengumpulkan harta akan membuat bahagia, ketika semua itu terbukti gagal maka masyarakat modern pada akhirnya membutuhkan ketenangan bathin yang dalam hal ini tasawuf modern. Tetapi tasawuf sebenarnya berbeda dengan psikologi.

Yang jelas tasawuf bukan hanya sebagai gejala psikologis tetapi terdapat muatan keagamaan yang sulit dibuktikan melalui pendekatan empiris. Namun demikian psikologis agama pada batas-batas tertentu telah memberikan sumbangan yang berharga terhadap pemahaman sikap keagamaan tokoh-tokoh mistik. Paling tidak dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang dijumpai kenyataan tentang adanya pengidap gangguan jiwa yang memanfaatkan agama sebagai pengabsah mereka.

Pada jantung religi ini, terdapat sebuah tradisi yang berusia ribuan tahun yaitu tasawuf (sufisme) yang merupakan aspek mistik islam. Karena menurut Dr. Jalaluddin (1997:117), sufisme atau disebut juga mistisisme merupakan salah satu sisi dan pokok bahasan dalam psikologi agama. Sebutan sifisme ini tidak dikenal dalam agama-agama lain, melainkan khusus disebut mistisisme Islam. Sebagaimana halnya mistisisme , tasawuf atau sufisme mempunyai tujuan memperoleh langsung dan disadari dengan Tuhan., sehingga disadari benar bahwa seseorang berada dihadirat Tuhan

F. KORELASI AGAMA, TASAWUF DAN PSIKOLOGI MODERN

Sesungguhnya agama dan ajaran-ajarannya adalah elemen-elemen bafi pembangunan dan pembinaan pradaban dan wawasan intelektual suatu bangsa atau kaum.Nilai-nilai agamalah yang sangat menentukan dan menggariskan arah perjalanan bangsa tersebut dari segi pemikiran,wawasan,cara ,dan perasaan dalam jiwa mereka. Agamalah yang mempengaruhi pandangan dan falsafah asasi mereka tentang arti,tujuan,pandangan hidup,dan hakekat kehidupan dunia ini.Agamalah yang menjadi sumber ilham dan wawasan mereka untuk menjawab semua persoalan –persoalan abadi yang selalu mengelilingi akal pikiran manusia sepanjang hayat yaitu : Siapakah saya sebenarnya?, Darimana saya datang ? Kemana nanti saya akan pergi ?,Mengapa saya dihidupkan ?,Dan mengapa nanti saya mesti mati ?

Agamalah yang telah menanamkan tujuan dan pandangan hidup pada manusia.Menjadikan hidup dan kehidupan ini mempunyai makna arti dan semangat .Menghubungkan dunia fana manusia dengan wujud azali yang kekal,yaitu Allah SWT. Dengan alam akhirat yang abadi yang merupakan gamgaran sebenarnya tentang kehidupan manusia jika mereka menyadarinya.

Islam khususnya menanamkan pengaruh dan dasar yang sangat kuat ,mendalam ,dan dominan dalam pembentukan dan pembangunan pradaban dan wawasan intelektual melalui kaedah-kaedah iman,syiar-syiar ibadah,nilai-nilai murni akhlak,hukum-hukum syara’, adap sopan-santun dalam pergaulan dan hubungan sosial serta kepahaman dari kaedah-kaedah teoritikal dan konsep-konsepnya.

Islam adalah agama yang menyerap masuk kedalam setiap kehidupan individu,keluarga,dan masyarakat. Memberikan pengaruh positif bagi pengembangan wawasan intelektual ,perasaan hati dan kehendak jiwa.memberikan panduan dan arah pada akal ,hati sanubari ,dan tingkah laku.Ia membentuk seluruh kehidupan ini menjadi sesuatu yang sangat unik dan istimewa .keistimewaan itu dapat disaksikan dari segi ajaran-ajarannya yang bersumber dari Rabb yang maha pencipta ,dari sifat-sifat mulia kemanusiaan yang dilahirkan oleh para penganutnya yang memegang teguh prisip-prisip asas akhlaq dan moral,selain memiliki keseimbangan kepahaman dan gerak kerja yang pantas dan positf.

Seorang muslim apabila hendak makan , mka ia menyebut asma Allah SWT.setelah kenyang ia bersyukur kepadaNya.Jika hendak tidur ia berzikir mengingat keagungannya ,setelah bangun iapun memuja dan memujiNya kembali.Apabila mendapat suatu kenikmatan maka ia menyebut :” Segala puja dan puji bagi Allah SWT”,dan jika mendapatkan musibah dia berserah diri kepadaNya serta bersabar serta berkata :” kita ini milik Allah dan kepadaNya kami akan dikembalikan “.(QS.Al-Baqarah 156)

Pendek kata ,seluruh kehidupan muslim itu dihiasi dan diliputi oleh zikrullah,pujaan dan pujian atas keagunganNya.Allah SWT senantiasa hadir dalam hati sanubari mereka dan sebutannya selalu ada pada lidah-lidah mereka.

Seseorang yang pernah hidup dikalangan masyarakat muslim tidak dapat memungkiri pengaruh islam dan ajarannya dalam pembentukan wawasan pemikirannya sekuat apapun komitmennya terhadap agama.Karna bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat islam penuh mengandung ajaran agama.Istilah-istilah dan tamsilan yang beredar dikalangan mereka membawa pesan dan nilai-nilai agama.Pemikiran,perasaan dan tingkah laku mereka dipengaruhi dengan kuat oleh panduan-panduan oerintah agama.bPerkara ini juga diakui hatta oleh kalangan atheis dan oportunis yang pernah hadir sepanjang sejarah perjalanan hidup umat meskipin bilangan mereka tidak cukup banyak.Islam berperan aktif dalam membentuk wawasan pemikiran dan intelektual mereka.Pendek kata dengan semua sisi tasawuf ,nilai-nilai murni,pemikiran, perasaan, dan adab sopan-santunnya merupakan satu pusat kekuatan yang dapat mempengaruhi dan membentuk pemikiran, perasaan, kehendak, dan tingkah laku seseorang dari arah luar dan dalam, baik secara disadari ataupun tidak.

Telah banyak orang yang hidup disekitar masyarakat islam dalam jangka waktu lama ataupun singkat mengakui hakekat ini .Kesimpulan yang mereka petik bahwa agama merupakan faktor utama pembentukan intelektual pemikiran ,cara hidup,dan tingkah laku sebuah masyarakat hatta bagi golongan yang menjadikan agama hanya sebagai hiasan bibir semata.

Keadaan yang seperti ini yang kemudian akan membuat seseorang akan lebih tenang menjalani hidupnya dan inilh yang sebenarnya yang dibutuhkan masyarakat modern sebagimana keadaan kejiwaan masyarakat modern (psikologi modern) yang mementingkan kebahagiaan tanpa batas, jika diaplikasikan maka bisa disamakan dengan ajaran tasawuf modern. Maka tidak heran masyarakat kota berbondong-bondong melakukan Yoga sebagai alternatif penenangan jiwa

PENUTUP

Dengan maraknya praktek-praktek penenanagn diri pada masyarakat modern disaat ilmu pengetahuan harus selalu dituntut menjelaskan sesuatu dengan jelas. Di sisi lain penjelasan-penjelasan yang tidak konsisten membuat masyarakat modern mengalami kebosanan-kebosanan yang sangat mendalam. Sementara kebahagiaan yang di harapkan dengan bentuk materi tak selalu memberikan kebahagiaan yng hakiki. Pada akhirnya masyarakat modern merasa jenuh juga dengan seperti ini dan akhirnya kembali pada praktek ritual keagamaan pada masa dulu yang dalam dunia islam disebut tasawuf.

Sedikit demi sedikit akhirnya praktek penenangan hati menjadi solusi yang cukup bisa di handalkan. Para penikmat tasawuf telah semakin berkembang dan banyak menyedot perhatian dunia, walaupun praktek-praktek dalam dunia tasawuf saat ini sedikit berbeda dengan zaman sebelumnya. Sementara hal serupa juga terjadi dikalangan yang keluar dari islam, ajaran penenangan Budha dan yoga menjadi penyaing utama tasawuf saat ini sekaligus membuat buram antara ajaran tasawuf dan budha tersebut. Akhirnya apapun ajaran itu semoga membuat dunia semakin baik dengan perubahan jiwa yang dilakukan para pencari kebahagian sejati.

Wallahu a’lam.....

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qardhawi, yusuf. Wawasan Islam : Antara Keaslian dan Kemodenan. Penj Ahmad Nuryadi, selangor darul ahsan Malaysia.Thinkers library,1996

Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: Rajawali Press, 1997

Madjid, Nurcholish. Islam Agama Peradaban, Paramadina: Jakarta, 1975.

Soeriasomantri & S, joejoen. ilmu dalam perspektif moral, sosial dan politik, Jakarta: Gramedia, 1984.

Syukur, Amin. Tasawuf krisis, Semarang: Pustaka pelajar,2001

Pendidikan Akhlak

PENERAPAN & MODEL-MODEL PENDIDIKAN AKHLAK SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK

A. Pendahuluan

Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat menjunjung tinggi pentingnya etika, moral dan akhlak. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Rasulullah saw bersabda: " Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah ialah yang paling baik akhlaknya".

Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Dari pendapat tiga tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.

Pendidikan Akhlak ini merupakan kewajiban orang tua, karib kerabat, dan guru terhadap anak. Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –ajaran yang bijak, setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama orang tua untuk mendidik anak-anaknya agar memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan.

B. Pembahasan

Dalam pendidikan akhlak bagi anak ini, terbagi dalam beberapa periode, diantaranya :

1. Pendidikan Akhlak - Anak Prenatal (Pendidikan Anak Dalam Kandungan)

Pendidikan anak prenatal merupakan hal yang sangat urgen diketahui, dipahami dan diamalkan oleh setiap orang tua. Anak adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang hadir di tengah keluarga atas dasar fitrah. Mereka menjadi sumber kebahagiaan keluarga yang harus dijaga dan dipertahankan kesuciannya oleh kadua orang tuanya dan seluruh anggota keluarga lainnya, guna kelestarian pertumbuhan kepribadian mereka secara totalitas.

Pendidikan anak dalam kandungan menurut Islam adalah usaha sadar dari pihak orang tua (Ayah dan ibu) untuk mendidik anak mereka yang masih dalam perut ibunya dengan cara mengikuti petunjuk Islam mengenai pendidikan, khususnya pendidikan anak dalam kandungan. (Baihaqi, 2001:12-13).

Pendidikan anak secara aktif menurut ajaran pedagogis Islami harus dimulai sejak masa diketahui bahwa anak tersebut sudah ada di dalam kandungan istri (prenatal). Dengan kata lain, pendidikan anak secara aktif sudah harus dimulai sejak masa ia di dalam kandungan dengan cara atau teknik pendidikan yang Islami.

Materi dan metode pendidikan anak dalam kandungan (prenatal), di antaranya : ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk mendidik anak prenatal. Metode tersebut dapat dilaksanakan secara langsung, tetapi diaplikasikan melalui ibu dari anak prenatal tersebut. Metodenya lebih ditekankan pada pembinaan lingkungannya, artinya penerapan semua metode yang diarahkan kepada pembinaan lingkungan yang Islami untuk anak prenatal melalui ibunya. Adapun metode dan materi yang diberikan dalam pendidikan anak prenatal yaitu : (Baihaqi, 2000:51-60)

Metode pendidikan anak prenatal di antaranya adalah; Metode kasih sayang, Metode beribadah, Metode membaca Al-Qur’an, Metode bercerita, Metode berdo’a, Metode berlagu. Sedangkan materi yang diberikan dalam pendidikan anak prenatal adalah sebagai berikut; Salah fardhu lima waktu, Salat-salat sunnat, Membaca Al-Qur’an, Keimanan, Akhlak mulia, dan Do’a.

2. Pendidikan Akhlak - Anak Usia Dini dan Anak Usia Sekolah Dasar

Pendidikan akhlak pada anak memang harus ditanamkan pada masa kanak-kanak.agar akhlak tersebut melekat sampai anak menjadi dewasa. Di samping pendidikan akhlak yang diberikan pada masa anak prenatal (anak dalam kandungan), ada juga pendidikan akhlak yang diberikan pada anak usia dini (usia sekolah).

Adapun yang dimaksud dengan usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.

Berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003, yang dimaksud dengan anak usia dini adalah kelompok manusia yang berusia 0-6 tahun. Dan berdasarkan para pakar pendidikan anak, yaitu kelompok manusia yang berusia 8-9 tahun. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan non fisik dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal pikir, emosional dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. (Mansur, 2005:88-89).

Adapun upaya yang dilakukan mencakup stimulasi intelektual, pemeliharaan kesehatan, pemberian nutrisi dan penyediaan kesempatan yang luas untuk mengeksploitasi dan belajar secara aktif. Pendidikan anak usia dini dimulai tiga tahun sampai dengan enam tahun yang sering dikatakan sebagai pendidikan pra sekolah dan pada masa ini anak mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik fisik, maupun psikis atau kejiwaan.

Tujuan dari pendidik anak usia dini salah satunya adalah memberikan pengalaman dan kesempatan yang akan membantu penguasaan kemampuan pada semua bidang perkembangan untuk meningkatkan kesempatan berhasil ketika anak memasuki jenjang pendidikan formal selanjutnya. Pendidikan akhlak pada anak usia dini atau anak usia sekolah dilaksanakan dalam suatu lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana, yaitu di sekolah.

Pada usia 12 tahun pertama merupakan tahun-tahun sosialisasi, disiplin dan tumbuhnya kesadaran moral. Dengan adanya kesadaran bermoral dan disiplin, perhatian anak pada kehidupan keagamaan semakin bertambah kuat. Sorga, neraka dan kehidupan akhirat tidak lagi merupakan hayalan, akan tetapi merupakan keharusan moral yang dibutuhkan guna mengekang diri dari perbuatan salah (akhlak tercela) dan mendorong untuk mengerjakan kebaikan (akhlak mulia) dan kebenaran. (Ahyadi, 2001:43).

Adapun materi pendidikan akhlak yang harus diajarkan kepada anak usia dini & anak usia sekolah sebagaimana akhlak-akhlak mulia yang diperintahkan oleh Rasulullah dan dicontohkan oleh beliau dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya :

1. Jujur. Sifat jujur termasuk salah satu akhlak mulia yang menunjukkan iman seseorang.lawan dari jujur adalah dusta. Sesungguhnya mendidik masyarakat terutama dalam keluarga (mendidik akhlak pada anak) menuntut adanya latihan bagi masing-masing untuk jujur dalam setiap ucapan dan perbuatan. Maka wajib bagi orang tua untuk memberi contoh tentang jujur ini dan mengajarkannya sejak kecil.

2. Amanah. Sifat amanah merupakan perkara penting, sifat ini dijadikan tanda adanya iman di dalam diri seseorang dan sebaliknya tanda orang munafiq tidak adanya sifat amanah, wajib melatih diri dan anak-anak untuk bersifat amanh dan menghindari sifat khianat beserta akibat yang akan ditimbulkannya, sehingga terjagalah hak-hak manusia dan harta bendanya.

3. Sabar. Sabar artinya tahan menderita, tabah, sikap menerima dan tenang. Sabar merupakan akhlak mahmudah baik di saat mengalami bahagia maupun menderita, sehingga manusia akan terhindar dari hawa nafsunya.

Metode Pendidikan Akhlak Anak Usia Dini & Anak Usia Sekolah yang dipakai disesuaikan dengan perkembangan kecerdasan dan kejiwaan anak pada umumnya, yaitu mulai dengan contoh, teladan, pembiasaan dan latihan, kemudian berangsur-angsur memberikan penjelasan secara logis dan maknawi. (Dradjat, 1995:83).

3. Pendidikan Akhlak - Usia Remaja

Pada hakikatnya masa remaja yang utama adalah masa menemukan diri, meneliti sikap hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru untuk menjadi pribadi yang dewasa. Para ahli psikologi dan pendidikan mengatakan bahwa usia remaja dimulai pada usia 13-19 tahun, namun ada juga yang mengemukakan bahwa usia remaja dimulai dari usia 13-21 tahun, ada juga memperpanjang akhir masa remaja sampai umur 24 tahun. (Sururin, 2004:63)

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk perbaikan akhlak anak terutama pada tingkat umur 13-21 adalah membangun kultur akhlak mulia di kalangan pergaulan, baik dalam pergaulan pertemanan terlebih lagi kalangan sekolah sebagai tempat pendidikan anak secara formal. Kultur akhlak mulia dapat diartikan sebagai kualitas kehidupan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan nilai-nilai akhlak mulia yang menghiasi sikap dan perilaku manusia dalam pengabdian hidupnya sehari-hari. Pengabdian ini tercermin dalam dua hubungan manusia, yakni hubungan dengan Sang Pencipta, Allah Swt. (hablun minallah), dan hubungan dengan sesama manusia (hablun minannas), bahkan dalam berhubungan dengan alam sekitarnya.

Nilai-nilai akhlak mulia bukan sekedar untuk diketahui atau dipahami siswa, tetapi untuk dikerjakan atau diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan perlu diteladankan kepada orang lain. Di sinilah pentingnya nilai keteladanan para guru dan karyawan (termasuk kepala sekolah) dan juga orang tua siswa dan masyarakat dalam memotivasi siswa dan menerapkan akhlak mulia. Semuanya harus dilakukan secara berkelanjutan sehingga menjadi kultur atau budaya dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Kultur Sekolah adalah tradisi sekolah yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan spirit dan nilai-nilai yang dianut sekolah. Tradisi itu mewarnai kualitas kehidupan sebuah sekolah. Oleh karena itu, nilai-nilai yang ditunjukkan dari yang paling sederhana, misalnya cara mengatur parkir kendaraan guru, siswa, dan tamu, memasang hiasan di dinding-dinding ruangan, sampai persoalan-persoalan menentukan seperti kebersihan kamar kecil, cara guru dalam pembelajaran di ruang-ruang kelas, cara kepala sekolah memimpin pertemuan bersama staf, merupakan bagian integral dari sebuah kultur sekolah (Depdiknas RI, 2004: 11).

Dengan demikian kultur merupakan kebiasaan atau tradisi yang sarat dengan nilai-nilai tertentu yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai aspek kehidupan. Kultur dapat dibentuk dan dikembangkan oleh siapa pun dan di mana pun. Pembentukan kultur akhlak mulia berarti upaya untuk menumbuh-kembangkan tradisi atau kebiasaan di suatu tempat yang diisi oleh nilai-nilai akhlak mulia.

Untuk pengembangan kultur akhlak mulia di sekolah diperlukan program-program sekolah yang secara tegas dan rinci mendukung terwujudnya kultur akhlak mulia tersebut. Nilai-nilai semisal humanisme, toleransi, sopan santun, disiplin, jujur, mandiri, bertanggung jawab, sabar, empati, dan saling menghargai perlu dibangun tatkala siswa berada di sekolah dan di lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA

Baihaqi, A.K. 2001. Mendidik Anak dalam Kandungan Menurut Ajaran Paedagogis Islami. (Jakarta : Darul Ulum Press, 2001)

Baihaqi, A.K. Pendidikan Anak dalam Keluarga Bagi Anak Prenatal. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000)

Depdiknas RI. 2004. Pengembangan Kultur Sekolah. Jakarta: Depdiknas RI.

H. Abdul Aziz Ahyadi. Psikologi Agama: Kepribadian Muslim Pancasila. (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001).

Mansur. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005).

Sururin. Ilmu Jiwa Agama. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004).

Zakiah Daradjat. Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta : CV. Ruhama, 1995).

Template by:

Free Blog Templates