Rabu, 05 Oktober 2011

Pendidikan Akhlak

PENERAPAN & MODEL-MODEL PENDIDIKAN AKHLAK SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK

A. Pendahuluan

Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat menjunjung tinggi pentingnya etika, moral dan akhlak. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Rasulullah saw bersabda: " Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah ialah yang paling baik akhlaknya".

Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Dari pendapat tiga tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.

Pendidikan Akhlak ini merupakan kewajiban orang tua, karib kerabat, dan guru terhadap anak. Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –ajaran yang bijak, setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama orang tua untuk mendidik anak-anaknya agar memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan.

B. Pembahasan

Dalam pendidikan akhlak bagi anak ini, terbagi dalam beberapa periode, diantaranya :

1. Pendidikan Akhlak - Anak Prenatal (Pendidikan Anak Dalam Kandungan)

Pendidikan anak prenatal merupakan hal yang sangat urgen diketahui, dipahami dan diamalkan oleh setiap orang tua. Anak adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang hadir di tengah keluarga atas dasar fitrah. Mereka menjadi sumber kebahagiaan keluarga yang harus dijaga dan dipertahankan kesuciannya oleh kadua orang tuanya dan seluruh anggota keluarga lainnya, guna kelestarian pertumbuhan kepribadian mereka secara totalitas.

Pendidikan anak dalam kandungan menurut Islam adalah usaha sadar dari pihak orang tua (Ayah dan ibu) untuk mendidik anak mereka yang masih dalam perut ibunya dengan cara mengikuti petunjuk Islam mengenai pendidikan, khususnya pendidikan anak dalam kandungan. (Baihaqi, 2001:12-13).

Pendidikan anak secara aktif menurut ajaran pedagogis Islami harus dimulai sejak masa diketahui bahwa anak tersebut sudah ada di dalam kandungan istri (prenatal). Dengan kata lain, pendidikan anak secara aktif sudah harus dimulai sejak masa ia di dalam kandungan dengan cara atau teknik pendidikan yang Islami.

Materi dan metode pendidikan anak dalam kandungan (prenatal), di antaranya : ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk mendidik anak prenatal. Metode tersebut dapat dilaksanakan secara langsung, tetapi diaplikasikan melalui ibu dari anak prenatal tersebut. Metodenya lebih ditekankan pada pembinaan lingkungannya, artinya penerapan semua metode yang diarahkan kepada pembinaan lingkungan yang Islami untuk anak prenatal melalui ibunya. Adapun metode dan materi yang diberikan dalam pendidikan anak prenatal yaitu : (Baihaqi, 2000:51-60)

Metode pendidikan anak prenatal di antaranya adalah; Metode kasih sayang, Metode beribadah, Metode membaca Al-Qur’an, Metode bercerita, Metode berdo’a, Metode berlagu. Sedangkan materi yang diberikan dalam pendidikan anak prenatal adalah sebagai berikut; Salah fardhu lima waktu, Salat-salat sunnat, Membaca Al-Qur’an, Keimanan, Akhlak mulia, dan Do’a.

2. Pendidikan Akhlak - Anak Usia Dini dan Anak Usia Sekolah Dasar

Pendidikan akhlak pada anak memang harus ditanamkan pada masa kanak-kanak.agar akhlak tersebut melekat sampai anak menjadi dewasa. Di samping pendidikan akhlak yang diberikan pada masa anak prenatal (anak dalam kandungan), ada juga pendidikan akhlak yang diberikan pada anak usia dini (usia sekolah).

Adapun yang dimaksud dengan usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.

Berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003, yang dimaksud dengan anak usia dini adalah kelompok manusia yang berusia 0-6 tahun. Dan berdasarkan para pakar pendidikan anak, yaitu kelompok manusia yang berusia 8-9 tahun. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan non fisik dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal pikir, emosional dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. (Mansur, 2005:88-89).

Adapun upaya yang dilakukan mencakup stimulasi intelektual, pemeliharaan kesehatan, pemberian nutrisi dan penyediaan kesempatan yang luas untuk mengeksploitasi dan belajar secara aktif. Pendidikan anak usia dini dimulai tiga tahun sampai dengan enam tahun yang sering dikatakan sebagai pendidikan pra sekolah dan pada masa ini anak mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik fisik, maupun psikis atau kejiwaan.

Tujuan dari pendidik anak usia dini salah satunya adalah memberikan pengalaman dan kesempatan yang akan membantu penguasaan kemampuan pada semua bidang perkembangan untuk meningkatkan kesempatan berhasil ketika anak memasuki jenjang pendidikan formal selanjutnya. Pendidikan akhlak pada anak usia dini atau anak usia sekolah dilaksanakan dalam suatu lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana, yaitu di sekolah.

Pada usia 12 tahun pertama merupakan tahun-tahun sosialisasi, disiplin dan tumbuhnya kesadaran moral. Dengan adanya kesadaran bermoral dan disiplin, perhatian anak pada kehidupan keagamaan semakin bertambah kuat. Sorga, neraka dan kehidupan akhirat tidak lagi merupakan hayalan, akan tetapi merupakan keharusan moral yang dibutuhkan guna mengekang diri dari perbuatan salah (akhlak tercela) dan mendorong untuk mengerjakan kebaikan (akhlak mulia) dan kebenaran. (Ahyadi, 2001:43).

Adapun materi pendidikan akhlak yang harus diajarkan kepada anak usia dini & anak usia sekolah sebagaimana akhlak-akhlak mulia yang diperintahkan oleh Rasulullah dan dicontohkan oleh beliau dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya :

1. Jujur. Sifat jujur termasuk salah satu akhlak mulia yang menunjukkan iman seseorang.lawan dari jujur adalah dusta. Sesungguhnya mendidik masyarakat terutama dalam keluarga (mendidik akhlak pada anak) menuntut adanya latihan bagi masing-masing untuk jujur dalam setiap ucapan dan perbuatan. Maka wajib bagi orang tua untuk memberi contoh tentang jujur ini dan mengajarkannya sejak kecil.

2. Amanah. Sifat amanah merupakan perkara penting, sifat ini dijadikan tanda adanya iman di dalam diri seseorang dan sebaliknya tanda orang munafiq tidak adanya sifat amanah, wajib melatih diri dan anak-anak untuk bersifat amanh dan menghindari sifat khianat beserta akibat yang akan ditimbulkannya, sehingga terjagalah hak-hak manusia dan harta bendanya.

3. Sabar. Sabar artinya tahan menderita, tabah, sikap menerima dan tenang. Sabar merupakan akhlak mahmudah baik di saat mengalami bahagia maupun menderita, sehingga manusia akan terhindar dari hawa nafsunya.

Metode Pendidikan Akhlak Anak Usia Dini & Anak Usia Sekolah yang dipakai disesuaikan dengan perkembangan kecerdasan dan kejiwaan anak pada umumnya, yaitu mulai dengan contoh, teladan, pembiasaan dan latihan, kemudian berangsur-angsur memberikan penjelasan secara logis dan maknawi. (Dradjat, 1995:83).

3. Pendidikan Akhlak - Usia Remaja

Pada hakikatnya masa remaja yang utama adalah masa menemukan diri, meneliti sikap hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru untuk menjadi pribadi yang dewasa. Para ahli psikologi dan pendidikan mengatakan bahwa usia remaja dimulai pada usia 13-19 tahun, namun ada juga yang mengemukakan bahwa usia remaja dimulai dari usia 13-21 tahun, ada juga memperpanjang akhir masa remaja sampai umur 24 tahun. (Sururin, 2004:63)

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk perbaikan akhlak anak terutama pada tingkat umur 13-21 adalah membangun kultur akhlak mulia di kalangan pergaulan, baik dalam pergaulan pertemanan terlebih lagi kalangan sekolah sebagai tempat pendidikan anak secara formal. Kultur akhlak mulia dapat diartikan sebagai kualitas kehidupan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan nilai-nilai akhlak mulia yang menghiasi sikap dan perilaku manusia dalam pengabdian hidupnya sehari-hari. Pengabdian ini tercermin dalam dua hubungan manusia, yakni hubungan dengan Sang Pencipta, Allah Swt. (hablun minallah), dan hubungan dengan sesama manusia (hablun minannas), bahkan dalam berhubungan dengan alam sekitarnya.

Nilai-nilai akhlak mulia bukan sekedar untuk diketahui atau dipahami siswa, tetapi untuk dikerjakan atau diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan perlu diteladankan kepada orang lain. Di sinilah pentingnya nilai keteladanan para guru dan karyawan (termasuk kepala sekolah) dan juga orang tua siswa dan masyarakat dalam memotivasi siswa dan menerapkan akhlak mulia. Semuanya harus dilakukan secara berkelanjutan sehingga menjadi kultur atau budaya dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Kultur Sekolah adalah tradisi sekolah yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan spirit dan nilai-nilai yang dianut sekolah. Tradisi itu mewarnai kualitas kehidupan sebuah sekolah. Oleh karena itu, nilai-nilai yang ditunjukkan dari yang paling sederhana, misalnya cara mengatur parkir kendaraan guru, siswa, dan tamu, memasang hiasan di dinding-dinding ruangan, sampai persoalan-persoalan menentukan seperti kebersihan kamar kecil, cara guru dalam pembelajaran di ruang-ruang kelas, cara kepala sekolah memimpin pertemuan bersama staf, merupakan bagian integral dari sebuah kultur sekolah (Depdiknas RI, 2004: 11).

Dengan demikian kultur merupakan kebiasaan atau tradisi yang sarat dengan nilai-nilai tertentu yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai aspek kehidupan. Kultur dapat dibentuk dan dikembangkan oleh siapa pun dan di mana pun. Pembentukan kultur akhlak mulia berarti upaya untuk menumbuh-kembangkan tradisi atau kebiasaan di suatu tempat yang diisi oleh nilai-nilai akhlak mulia.

Untuk pengembangan kultur akhlak mulia di sekolah diperlukan program-program sekolah yang secara tegas dan rinci mendukung terwujudnya kultur akhlak mulia tersebut. Nilai-nilai semisal humanisme, toleransi, sopan santun, disiplin, jujur, mandiri, bertanggung jawab, sabar, empati, dan saling menghargai perlu dibangun tatkala siswa berada di sekolah dan di lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA

Baihaqi, A.K. 2001. Mendidik Anak dalam Kandungan Menurut Ajaran Paedagogis Islami. (Jakarta : Darul Ulum Press, 2001)

Baihaqi, A.K. Pendidikan Anak dalam Keluarga Bagi Anak Prenatal. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000)

Depdiknas RI. 2004. Pengembangan Kultur Sekolah. Jakarta: Depdiknas RI.

H. Abdul Aziz Ahyadi. Psikologi Agama: Kepribadian Muslim Pancasila. (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001).

Mansur. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005).

Sururin. Ilmu Jiwa Agama. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004).

Zakiah Daradjat. Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta : CV. Ruhama, 1995).

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates